Kalau orang mendapat musibah, biasanya ia akan kembali kepada Allah Swt. Karena
itu, Nabi bersabda kepada orang yang mengeluh karena musibahnya, "Sesungguhnya
tidak ada baiknya orang yang tidak pernah mendapat musibah." Kalau mendapat
musibah, orang biasanya kembali kepada Allah Swt. Jadi. dengan musibah itu bagus
karena mengembalikan kita kepada fitrah. Dengan musibah, kita mengalami Idul
Fitri yang sebenarnya. Kita kembali membersihkan misykat hati kita, dan mulailah
perlahan-lahan cahaya Ilahi itu keluar.
Al Qur'an juga bercerita tentang yaghzhah atau kembali kepada fitrah ini dengan
menggambarkan orang yang berada di dalam perahu. Ketika perahu berada di tengah
lautan, tiba-tiba datang badai yang mengombang-ambing perahu itu. Saat itu semua
kembali kepada fitrahnya, yaitu berdoa kepada Allah dengan ikhlas. Tetap ketika
Allah mendamparkan mereka ke daratan dalam keadaan selamat, mereka kembali
musyrik. Musyrik artinya meninggalkan fitrahnya lagi. Sekarang ini bangsa
Indonesia sedang ditimpa badai. Menurut koran, banyak orang pergi ke dukun.
jadi, di Indonesia ada dua pilihan kalau ditimpa musibah. Yang pertama kembali
kepada Allah - dan itulah Idul Fitri- yang kedua kembali kepada dukun.
Dari yaghzah, orang meningkat kepada taubat, maqam yang kedua. Dari taubat, naik
kepada maqam yang ketiga yaitu muhasabah. Setelah maqam muhasabah, barulah maqam
inabah. Yang akan kita bicarakan adalah taubat dan inabah. Kembali kepada kata
taubat. Istilah lain untuk taubat, yaitu istighfar. Kita menyebut istighfar juga
dengan kata taubat. Lalu apa perbedaan istighfar dan taubat? Istighfar artinya
bukan kembali. Istighfar berasal dari kata ghafara yang artinya menutup. Dalam
bahasa Arab klasik, perban untuk menutup luka atau satu penutup kepada untuk
melindungi kepada dari gangguan, semacam helm, disebut mughfar. Kalau ditambah
alif, sin dan ta sebelum ghafara berarti meminta, mengusahakan agar memperoleh
ghafr. Istighfara artinya kita meminta agar ditutup dari hal-hal yang
menyakitkan.
Lalu, apa yang disebut dengan taubat dan istighfar? Istighfar artinya memohonkan
maghfirah. Apa yang disebut dengan maghfirah? Menurut asal katanya, maghfirah
berarti penutup. Berdasarkan aritnya, makna istighfar adalah meminta agar kita
dijaga dari akibat-akibat dosa kita, karena setiap dosa menimbulkan
akibat-akibat buruk di dalam kehidupan kita.
Kalau kita bertengkar, akibat dosanya adalah kita akan cepat celaka. Imam Ali
k.w. berdoa, "Ya Allah ampunilah dosa-dosa yang mempercepat kecelakaan." Ketika
Imam Ali k.w ditanya, "Apakah ada dosa yang mempercepat kecelakaan?" "Ada jawab
Imam Ali, "yaitu memutuskan silaturahmi." Salah satu contoh dosa yang memutuskan
silaturahmi adalah bertengkar. Akibatnya adalah mempercepat kecelakaan. Ada pula
dosa-dosa yang menyempitkan rezeki, misalnya dosa membuat fitnah, mengadu domba,
durhaka kepada orang tua, atau menyakiti hari orang miskin. Menyakiti hati orang
miskin akan mendatangkan kerugian, apalagi kalau orang miskinnya itu kekasih
Allah Swt.
Ketika beristighfar, kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari akibat-akibat
dosa. Dalam bahasa Arab, akibat-akibat dosa itu disebut tabi'ah yang artinya
akibat-akibat buruk dari sesuatu. Ketika kita akan makan, ada satu doa,
"Allahumaj'alhu rizqan thayyiban la tabi'ata lahu wa la hisab. Yaa Allah,
jadikan ini rezeki yang baik, yang tidak ada tabiah-nya, tidak ada akibat-akibat
buruk selanjutnya, tidak ada perhitungan, dan tidak ada pemeriksaannya"'
dilanjutkan dengan Allahuma barik lana ...dan seterusnya. Umumnya kita berdoa
dari Allahuma bari lana saja, karena kita tahu umumnya rezeki kita tidak
thayyib, ada tabi'ah nya dan pasti dihisab. Jadi, kita lupakan saja doa itu.
Tabi'ah berasal dari kata taba'a yang artinya mengikut. Tabi'in artinya
orang-orang yang mengikuti sesuatu. setelah kita berbuat dosa, akan ada
tabi'ah-nya, ada keburukan dari dosa itu. (Insya Allah bersambung....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar